Manual vs Automation Testing Quality Assurance, Apa Bedanya?

By Feradhita NKD
Manual vs Automation Testing Quality Assurance, Apa Bedanya?

Manual vs automation testing, mana yang sebaiknya dipilih? Saat proses Quality Assurance (QA) untuk memastikan kualitas perangkat lunak, terdapat dua pendekatan yang bisa digunakan yaitu manual dan automation testing. 

Manual testing melibatkan pengujian perangkat lunak secara langsung oleh tester tanpa bantuan alat otomatis. Sedangkan, automation testing memanfaatkan tools atau script untuk mengotomatisasi pengujian.

Jika Anda belum mengetahui pendekatan yang sebaiknya dipilih untuk proyek digital, silakan simak penjelasan kami berikut. Pada artikel kali ini, kami  akan membandingkan manual vs automation testing sehingga Anda bisa memilih strategi QA yang paling sesuai.

Pengertian Manual vs Automation Testing

Apa Itu Manual Testing?

Manual testing adalah jenis pengujian perangkat lunak yang dilakukan secara manual oleh tester tanpa bantuan alat otomatis. Dalam manual testing, tester menjalankan berbagai kasus uji secara langsung untuk mengidentifikasi cacat pada aplikasi perangkat lunak. Proses ini melibatkan tindakan seperti memasukkan data, mengklik tombol, dan menjelajahi menu untuk memastikan bahwa perangkat lunak berfungsi sesuai dengan yang diharapkan dan memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan.

Apa Itu Automation Testing?

Automation testing adalah jenis pengujian perangkat lunak yang menggunakan alat khusus atau perangkat lunak untuk menjalankan kasus uji yang telah ditentukan secara otomatis tanpa intervensi manusia. Proses ini melibatkan pembuatan skrip pengujian otomatis yang mensimulasikan tindakan seorang tester dengan berinteraksi melalui antarmuka pengguna atau API aplikasi perangkat lunak. Skrip pengujian ini dirancang untuk menguji fungsi, performa, dan keandalan perangkat lunak secara berulang-ulang guna mendeteksi cacat serta memastikan kualitas dan stabilitas perangkat lunak.

Baca Juga: Pengertian dan Tahapan SDLC (Software Development Life Cycle)

Perbedaan Manual vs Automation Testing

1. Pelaksanaan

Manual testing dilakukan secara langsung oleh tester tanpa bantuan alat otomatis. Tester menjalankan berbagai skenario pengujian dengan cara memasukkan data, mengklik tombol, dan menjelajahi aplikasi untuk memastikan perangkat lunak berfungsi sesuai spesifikasi. Sebaliknya, automation testing menggunakan alat atau script otomatis untuk menjalankan pengujian, sehingga tidak memerlukan intervensi manusia selama proses berlangsung.

2. Kecepatan & Efisiensi

Manual testing membutuhkan lebih banyak waktu karena setiap langkah pengujian dilakukan secara manual, terutama untuk pengujian berulang. Sebaliknya, automation testing jauh lebih cepat dan efisien, terutama dalam menjalankan skenario pengujian yang sering diulang atau melibatkan volume data besar. Dengan automation testing, pengujian dapat dilakukan dalam waktu yang jauh lebih singkat.

3. Fleksibilitas & Skalabilitas

Manual testing lebih fleksibel untuk pengujian eksplorasi dan situasi yang tidak terduga, karena tester dapat menyesuaikan langkah pengujian sesuai kebutuhan. Namun, manual testing kurang skalabel untuk proyek besar karena memerlukan lebih banyak waktu dan tenaga manusia. 

Dapatkan Tenaga IT Outsourcing Anda Segera!

Solusi hemat biaya untuk menemukan spesialis IT dalam waktu singkat.

Percayakan penyediaan tenaga IT Outsourcing Java Developer, .NET Developer, ReactJS Developer, VueJS Developer, Project Manager, dll kepada KAZOKKU agar Anda dapat fokus pada peningkatan daya saing bisnis.

Konsultasikan kebutuhan tenaga IT Outsourcing Anda secara GRATIS di sini!

Automation testing, meskipun kurang fleksibel, sangat unggul dalam skalabilitas. Skrip otomatis dapat dengan mudah diperluas untuk mencakup berbagai skenario pengujian dalam proyek besar atau kompleks tanpa menambah beban kerja secara signifikan.

Perbedaan Manual vs Automation Testing

AspekManual TestingAutomation Testing
PelaksanaanDilakukan secara manual oleh tester tanpa alat otomatis.Menggunakan alat atau script otomatis untuk menjalankan pengujian.
KecepatanMemakan waktu lebih lama karena proses dilakukan secara manual.Lebih cepat karena pengujian dijalankan secara otomatis.
KonsistensiRentan terhadap kesalahan manusia, terutama dalam pengujian berulang.Memberikan hasil yang konsisten, terutama untuk pengujian berulang.
PenggunaanCocok untuk pengujian eksplorasi, ad-hoc, dan antarmuka pengguna (UI/UX).Ideal untuk pengujian regresi, load testing, atau pengujian yang memerlukan pengulangan.
FleksibilitasLebih fleksibel dalam mengidentifikasi masalah yang kompleks atau tidak terduga.Terbatas pada skrip yang telah ditentukan; kurang efektif untuk pengujian eksplorasi.
Keahlian yang DibutuhkanMembutuhkan pemahaman mendalam tentang perangkat lunak, tetapi tidak memerlukan keterampilan coding.Membutuhkan keterampilan coding untuk membuat dan memelihara skrip otomatis.
SkalabilitasKurang skalabel karena membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga manusia untuk pengujian besar.Sangat skalabel untuk proyek besar dengan banyak skenario pengujian.
Efisiensi Efisien untuk pengujian awal atau proyek kecil.Efisien untuk pengujian jangka panjang dengan skenario pengujian yang sering diulang.

Baca Juga: 4 Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak Populer

Manual vs Automation Testing, Mana yang Sebaiknya Digunakan?

Pemilihan antara manual testing dan automation testing tergantung pada kebutuhan spesifik proyek Anda, seperti jenis pengujian, anggaran, timeline, dan kompleksitas perangkat lunak.

Pilih Manual Testing Jika:

  • Anda membutuhkan pengujian eksplorasi untuk menemukan bug yang tidak terduga.
  • Fokus pengujian Anda adalah pada pengalaman pengguna (UI/UX).
  • Proyek Anda berskala kecil atau memiliki skenario pengujian yang unik dan tidak berulang.

Pilih Automation Testing Jika:

  • Anda menghadapi skenario pengujian yang berulang, seperti pengujian regresi atau load testing.
  • Proyek Anda memiliki deadline yang ketat dan membutuhkan pengujian cepat.
  • Pengujian Anda melibatkan data dalam jumlah besar atau memerlukan pengulangan berkali-kali.
  • Anda ingin meningkatkan efisiensi jangka panjang dengan alat dan script otomatis.

Dalam banyak kasus, kombinasi manual dan automation testing sering menjadi pilihan terbaik. Manual testing digunakan untuk eksplorasi dan pengujian unik, sementara automation testing digunakan untuk skenario berulang yang membutuhkan kecepatan dan konsistensi.

Baca Juga: Temukan Web Developer Jakarta, Jogja, & Surabaya di KAZOKKU

Kesimpulannya, memilih antara manual atau automation testing sangat bergantung pada kebutuhan proyek. Evaluasilah kompleksitas dan tujuan pengujian untuk menentukan pendekatan yang paling efektif.

Jika Anda membutuhkan tenaga Software Quality Assurance kontrak/sementara, silakan hubungi KAZOKKU. Dengan solusi staffing IT, kami bisa menyediakan manual ataupun automation tester untuk mendukung proyek digital Anda.

Hubungi kami segera untuk penjelasan lebih lanjut. Apabila Anda masih ragu apakah harus menggunakan manual atau automation testing, kami juga bisa membantu Anda memutuskan pendekatan mana yang sebaiknya digunakan.

Feradhita NKD

Hai, saya adalah content writer yang memiliki minat di bidang IT, manajemen SDM, dan staffing. Dengan latar pendidikan komunikasi, saya menyajikan informasi yang mudah dipahami seputar staffing talenta IT dan solusi outsourcing tenaga kerja IT.

Artikel Terkait

Contact Us