GraphQL vs REST API adalah dua pendekatan utama dalam pengembangan API yang digunakan untuk menghubungkan klien dengan server. Meskipun sama-sama bertujuan untuk memungkinkan pertukaran data, keduanya memiliki perbedaan mendasar dalam cara kerja, efisiensi, dan fleksibilitasnya.
Dalam pengembangan aplikasi modern, Application Programming Interface (API) menjadi komponen vital untuk memungkinkan komunikasi antara berbagai sistem dan aplikasi. API berfungsi sebagai penghubung yang memungkinkan pertukaran data secara efisien, mendukung integrasi yang lebih baik, dan meningkatkan fleksibilitas aplikasi.
Perlu diketahui, terdapat dua pendekatan paling populer dalam membangun API yaitu GraphQL dan REST API. GraphQL menawarkan fleksibilitas tinggi dalam pengambilan data, sementara REST API telah lama menjadi standar dengan struktur yang sederhana dan mudah diterapkan.
Jika Anda ingin mengetahui apa perbedaan GraphQL vs REST API, simak info berikut. Kami akan menjelaskan perbedaannya untuk Anda.
Apa Itu GraphQL vs REST API?
REST
Representational State Transfer atau REST adalah gaya arsitektur terstruktur untuk aplikasi jaringan hypermedia yang dikembangkan pada awal tahun 2000-an. REST dirancang untuk menggunakan protokol komunikasi yang dapat di-cache, bersifat klien/server, dan tanpa status. API REST, yang juga dikenal sebagai API RESTful, adalah implementasi praktis dari arsitektur REST.
REST API menggunakan URI (Uniform Resource Identifier) unik untuk mengidentifikasi resources. Operasinya berfokus pada CRUD (Create, Read, Update, Delete) melalui permintaan ke berbagai endpoint. API REST bergantung pada format data yang sudah ditentukan sebelumnya, seperti JSON atau XML, untuk menyampaikan bentuk dan ukuran data kepada klien.
Ketika klien meminta resources, server memproses permintaan tersebut dan mengembalikan semua data terkait sumber daya tersebut. Tanggapan ini mencakup kode status HTTP, seperti “200 OK” untuk permintaan yang berhasil atau “404 Not Found” untuk resources yang tidak ada.
GraphQL
GraphQL adalah bahasa kueri dan runtime API yang dikembangkan oleh Facebook pada tahun 2012. Kemudian di tahun 2015 dibuka sebagai proyek open-source.
GraphQL bekerja berdasarkan skema API, yang ditulis dalam bahasa definisi skema GraphQL. Skema ini menentukan jenis data yang dapat diakses atau dimodifikasi oleh pengguna, serta hubungan antarjenis data tersebut. Setiap bidang dalam skema didukung oleh resolver, yang bertugas mengambil data dari basis data, layanan cloud, atau sumber lain sesuai instruksi dalam kueri, mutasi, atau langganan GraphQL.
Dapatkan Tenaga IT Outsourcing Anda Segera!
Solusi hemat biaya untuk menemukan spesialis IT dalam waktu singkat.
Percayakan penyediaan tenaga IT Outsourcing Java Developer, .NET Developer, ReactJS Developer, VueJS Developer, Project Manager, dll kepada KAZOKKU agar Anda dapat fokus pada peningkatan daya saing bisnis.
Konsultasikan kebutuhan tenaga IT Outsourcing Anda secara GRATIS di sini!
Tidak seperti REST yang memanfaatkan beberapa endpoint untuk mendapatkan atau memodifikasi data, GraphQL menggunakan satu endpoint untuk semua permintaan. Klien dapat mengirimkan kueri spesifik melalui endpoint ini, dan server akan mengakses berbagai properti sumber daya, termasuk hubungan antar sumber daya, untuk memberikan data yang tepat sesuai kebutuhan klien dari satu permintaan.
Baca Juga: Pengertian dan Tahapan SDLC (Software Development Life Cycle)
Perbedaan Utama Antara GraphQL vs REST API
Aspek | GraphQL | REST API |
Pendekatan Endpoint | Menggunakan satu endpoint untuk semua permintaan data. | Menggunakan beberapa endpoint untuk berbagai jenis data atau operasi. |
Struktur Data | Klien dapat menentukan data spesifik yang ingin diambil. | Server mengirimkan data lengkap yang terkait dengan permintaan, sering menyebabkan overfetching. |
Efisiensi Data | Mencegah overfetching (data berlebih) dan underfetching (data kurang). | Rentan terhadap overfetching atau underfetching, tergantung pada struktur data di endpoint. |
Model Data | Didefinisikan melalui skema GraphQL yang fleksibel dan mendukung hubungan antar data. | Bergantung pada struktur data statis yang ditentukan oleh pengembang API. |
Caching | Lebih sulit untuk di-cache karena menggunakan satu endpoint. | Mudah di-cache menggunakan mekanisme HTTP bawaan (seperti caching GET). |
Dokumentasi | Self-documented melalui skema, sehingga klien tahu jenis data yang tersedia. | Membutuhkan dokumentasi manual terpisah untuk setiap endpoint. |
Kompleksitas Penggunaan | Lebih kompleks dalam implementasi awal tetapi lebih fleksibel untuk pengambilan data. | Sederhana untuk proyek kecil dengan kebutuhan data yang jelas dan terstruktur. |
Kompatibilitas | Mendukung pengembangan aplikasi yang dinamis dan cepat berubah. | Cocok untuk aplikasi dengan struktur data yang stabil dan kebutuhan caching tinggi. |
Kecepatan Implementasi | Memerlukan waktu lebih lama untuk konfigurasi awal karena penggunaan skema dan resolver. | Cepat untuk implementasi awal, terutama untuk aplikasi sederhana. |
Keamanan | Memerlukan kontrol granular karena fleksibilitas klien dalam menentukan data yang diakses. | Keamanan lebih langsung karena endpoint spesifik yang mengatur jenis data yang ters |
Baca Juga: Cara Membuat Website Sendiri, Panduan untuk Pemula
Kapan Menggunakan GraphQL?
- Proyek dengan hubungan data kompleks atau kebutuhan data yang dinamis.
- Aplikasi yang membutuhkan fleksibilitas tinggi dalam pengambilan data, seperti aplikasi media sosial atau analitik.
- Ketika Anda ingin meminimalkan overfetching dan underfetching.
Kapan Menggunakan REST API?
- Proyek dengan kebutuhan data sederhana dan endpoint yang jelas.
- Sistem dengan kebutuhan caching tinggi, seperti e-commerce atau layanan publik.
- Ketika tim pengembang memiliki keahlian lebih dalam REST API dan timeline pengembangan terbatas.
Baca Juga: Apa Itu UI UX Designer? Simak, Ini Tugasnya di Perusahaan
Memahami perbedaan antara GraphQL dan REST API sangat penting untuk menentukan pendekatan terbaik dalam membangun API yang sesuai dengan kebutuhan proyek Anda. REST API, dengan pendekatan sederhana dan caching bawaan, ideal untuk proyek dengan struktur data yang stabil. Sementara itu, GraphQL menawarkan fleksibilitas tinggi dan efisiensi data, cocok untuk aplikasi yang dinamis dan kompleks.
Jika Anda membutuhkan tenaga IT berpengalaman untuk mengimplementasikan REST API atau GraphQL pada proyek digital Anda, KAZOKKU siap membantu. Kami menyediakan layanan staffing IT dengan talenta yang terampil dan profesional, baik untuk kontrak sementara maupun jangka panjang. Hubungi KAZOKKU sekarang dan wujudkan proyek digital Anda dengan dukungan tenaga IT terbaik!