Tips lolos seleksi untuk kandidat IT sangat penting untuk dipahami dalam era kompetisi yang semakin ketat di industri teknologi. Proses seleksi yang ketat memerlukan persiapan yang matang dan strategi yang tepat agar Anda dapat menonjol di antara banyaknya pelamar. Oleh karena itu, kali ini konsultan KAZOKKU akan berdikusi tentang berbagi tips dan trik yang perlu dilakukan untuk membantu Anda mempersiapkan diri dengan baik dan meningkatkan peluang untuk diterima di posisi yang diinginkan.
KAZOKKU sendiri saat ini memiliki tim konsultan yang ahli dalam menemukan talenta IT terbaik sesuai dengan kebutuhan klien. Beberapa di antaranya adalah Cindy dan Syafina. Mereka adalah konsultan berpengalaman yang telah berhasil menyalurkan berbagai posisi di bidang IT untuk klien dari berbagai industri.
Nah, untuk membantu para profesional IT yang sedang mencari peluang kerja, simak diskusi para konsultan KAZOKKU ini karena mereka akan berbagi tips lolos seleksi. Dengan pengalaman bertahun-tahun dalam membantu klien menemukan kandidat yang tepat, Cindy dan Syafina akan membahas apa saja yang perlu dipersiapkan dan diperhatikan selama proses seleksi.
Ingin tahu lebih lanjut? Simak hasil diskusi mereka yang telah dirangkum dalam artikel berikut!
Temukan Tips Lolos Seleksi untuk Kandidat IT dari Hasil Diskusi Kami!
Cindy:
“Kamu sadar nggak, sekarang itu makin banyak kandidat IT yang melamar, tapi kok rasanya nggak semua memenuhi ekspektasi user ya? Apa yang biasanya jadi masalah utama?”
Syafina:
“Iya, aku juga sering lihat kasus kayak gitu. Menurutku, masalah utama ada di dua sisi: kandidat kurang memahami kebutuhan posisi dan nggak bisa menjual diri dengan baik. Banyak yang asal melamar tanpa benar-benar tahu peran apa yang mereka ambil, terus saat interview, mereka nggak bisa mempresentasikan pengalaman mereka secara efektif.”
Cindy:
“Benar banget. Kalau aku lihat, banyak yang terlalu fokus sama skill teknis doang, tapi mereka lupa kalau perusahaan juga butuh seseorang yang bisa diajak kerja sama. Gimana caranya supaya kandidat bisa stand out di awal, terutama saat screening CV?”
Syafina:
“Menurutku, pertama-tama mereka harus pastikan CV-nya terstruktur dan fokus ke job yang dilamar. Contohnya, kalau melamar posisi backend developer, highlight pengalaman kerja atau proyek yang relevan dengan backend. Tools yang mereka pakai juga harus spesifik. Jangan cuma tulis ‘menguasai Python’, tapi tambahkan konteks seperti ‘membangun API RESTful dengan Flask dan Django.’”
Cindy:
“Iya, detail kayak gitu ngebantu banget buat user. Kalau aku, suka lihat hasil kerja mereka. Kalau bisa, tambahin link ke GitHub atau portfolio mereka. Ini juga jadi pembeda antara kandidat yang serius sama yang cuma asal apply.”
Syafina:
“Setuju. Aku juga sarankan mereka buat showcase proyek di LinkedIn atau website pribadi. Banyak perusahaan sekarang cek profil kandidat di LinkedIn buat lihat seberapa aktif mereka di komunitas IT. Kalau sering ikut hackathon atau kontribusi di open-source project, itu bisa jadi nilai tambah.”
Cindy:
“Ngomongin open-source, aku setuju banget! Itu nunjukin kalau kandidat nggak cuma bisa coding, tapi juga paham cara kerja kolaborasi tim secara global. Menurutmu, seberapa besar pengaruh sertifikasi untuk tahap awal seleksi?”
Syafina:
“Sertifikasi itu penting, tapi aku nggak selalu menjadikannya faktor utama. Misalnya, AWS atau GCP certification bisa jadi nilai tambah buat role cloud engineer atau DevOps. Tapi, kalau aku interview kandidat yang nggak punya sertifikasi tapi punya pengalaman real-world di cloud deployment, aku bakal lebih impressed sama yang kedua.”
Cindy:
“Benar juga. Kalau di interview teknis, apa sih yang biasanya bikin kandidat gagal?”
Syafina:
“Biasanya, mereka panik kalau nemu pertanyaan yang nggak mereka kuasai. Padahal, user nggak cuma nilai jawaban mereka, tapi juga cara mereka berpikir. Tipsku untuk kandidat: jangan takut untuk berpikir keras di depan interviewer. Jelaskan apa yang kamu pahami dulu, lalu coba pecahkan masalah step-by-step. Kalau nggak tahu, bilang aja, tapi tetap tunjukkan antusiasme buat belajar.”
Cindy:
“Setuju banget. Kadang user cuma mau lihat cara mereka mendekati masalah. Aku juga sering lihat kandidat lupa menjelaskan apa kontribusi mereka di proyek sebelumnya. Harusnya mereka fokus ke dampak kerja mereka, kayak ‘membuat pipeline CI/CD yang mengurangi waktu deployment dari 2 jam jadi 15 menit.’”
Syafina:
“Benar! Jangan cuma tulis tugas-tugas harian. User itu pengen tahu dampaknya apa. Kalau aku sih selalu tanya kandidat, ‘Ceritakan satu proyek yang paling kamu banggakan dan kenapa.’ Jawaban mereka biasanya mengungkapkan banyak hal, termasuk seberapa besar kontribusi mereka.”
Cindy:
“Aku juga suka tanya soal tantangan di proyek mereka. Biasanya jawaban ini nunjukkin apakah kandidat bisa menghadapi masalah dengan matang atau nggak. Ngomong-ngomong, kalau soal soft skills, apa yang menurutmu paling penting untuk role IT?”
Syafina:
“Kalau aku, communication skills itu nomor satu. Karena di dunia IT, kandidat nggak cuma berkomunikasi dengan sesama engineer, tapi juga dengan project manager, stakeholder non-teknis, bahkan dengan klien juga. Kandidat yang bisa menjelaskan konsep teknis dengan bahasa sederhana itu rare skill.”
Cindy:
“Aku setuju. Kadang kandidat terlalu teknis sampai nggak bisa menjelaskan apa yang mereka kerjakan ke orang awam. Padahal, di beberapa posisi, mereka harus presentasi atau kasih update ke pihak yang nggak punya background IT.”
Syafina:
“Makanya, aku selalu bilang ke kandidat, coba latihan cerita soal proyek mereka ke teman yang bukan dari dunia IT. Kalau teman mereka ngerti, berarti cara komunikasinya sudah bagus.”
Cindy:
“Tips bagus tuh! Selain itu, gimana dengan persiapan sebelum interview? Banyak yang bilang nervous waktu interview.”
Syafina:
“Persiapan itu kunci. Kandidat harus research perusahaan yang mereka lamar. Tahu apa saja produk mereka, teknologi yang digunakan, dan tantangan yang mungkin dihadapi perusahaan. Ini nggak cuma bikin mereka lebih percaya diri, tapi juga ngasih kesan positif ke interviewer.”
Cindy:
“Benar. Aku suka kalau kandidat bertanya balik di akhir interview, misalnya soal teknologi apa yang bakal mereka gunakan atau gimana workflow tim di sana. Ini nunjukin kalau mereka benar-benar tertarik.”
Syafina:
“Exactly! Antusiasme itu nggak bisa dibuat-buat. Kandidat yang benar-benar passionate soal IT pasti kelihatan dari cara mereka bicara.”
Cindy:
“Kesimpulannya, kandidat IT itu nggak cuma perlu kuat di teknis, tapi juga perlu soft skills, komunikasi yang baik, dan persiapan matang sebelum melamar atau interview. Kalau mereka bisa balance semuanya, pasti peluang mereka lebih besar buat lolos.”
Syafina:
“Setuju banget. Dan yang terpenting, jangan takut gagal. Setiap proses seleksi itu pengalaman yang bisa dipelajari untuk jadi lebih baik di masa depan.”
Bergabunglah dengan KAZOKKU: Peluang Proyek IT di Berbagai Perusahaan
KAZOKKU membuka kesempatan bagi talenta IT untuk bekerja di berbagai perusahaan klien kami. Sebagai penyedia tenaga kerja IT, kami telah membantu menyalurkan ribuan talenta IT ke proyek-proyek strategis di berbagai industri.
Kami selalu mencari profesional IT berbakat untuk posisi berikut:
- Backend Developer
- Frontend Developer
- Mobile App Developer
- Software Quality Assurance
- IT Project Manager
- IT Business/System Analyst
- UI/UX Designer
- DevOps Engineer
- Dan berbagai posisi IT lainnya
Jika Anda seorang profesional di bidang IT dan sedang mencari peluang kerja, segera daftarkan diri Anda di Talenta IT. Tim konsultan KAZOKKU akan menghubungi Anda saat ada kesempatan kerja yang sesuai dengan keahlian dan pengalaman Anda.