Perbedaan open source dan closed source sofwtare adalah topik penting yang perlu dipahami dalam dunia pengembangan perangkat lunak. Setiap jenis software memiliki karakteristik dan model distribusi yang berbeda, yang memengaruhi cara penggunaannya serta pengelolaannya.
Software open source memungkinkan siapa saja untuk mengakses, memodifikasi, dan mendistribusikan kode sumbernya secara bebas, sementara closed source membatasi akses terhadap kode sumber hanya pada pengembang tertentu. Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas perbedaan Perbedaan Open Source dan Closed Source. Kami juga akan menjelaskan kelebihan dan kekurangannya.
Apa Itu Open Source Software?
Untuk memahaminya sepenuhnya, kita perlu memahami dulu konsep ‘source code’. Kode sumber atau source code adalah komponen dasar dari sebuah software. Ini adalah serangkaian instruksi yang ditulis dalam bahasa pemrograman yang bisa dibaca manusia, yang memberi tahu software bagaimana cara berfungsi.
Open source software sendiri merupakan jenis perangkat lunak yang source code-nya terbuka dan dapat diakses oleh publik. Artinya, siapa saja dapat melihat, memodifikasi, dan membagikan kode tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka.
Konsep open source memungkinkan kolaborasi dari banyak orang di seluruh dunia, yang dapat memperbaiki bug, menambah fitur baru, dan meningkatkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan. Meskipun tidak semua perangkat lunak open source gratis, yang dimaksud dengan “open source” adalah akses terbuka terhadap kode sumber, bukan hanya soal harga.
Keuntungan Menggunakan Open Source Software
1. Hemat Biaya
Proyek open source biasanya digerakkan oleh para volunteer yang bekerja secara sukarela. Ini membuat sebagian besar software open source tersedia secara gratis, dan kalaupun ada biaya, biasanya jauh lebih rendah dibanding software berlisensi komersial.
2. Dukungan Komunitas
Banyak proyek open source memiliki komunitas pengguna dan developer yang aktif. Selama software tersebut cukup populer, Anda akan menemukan banyak orang yang bersedia membantu menjawab pertanyaan dan berkontribusi pada pengembangan berkelanjutan.
3. Sarana Belajar
Open source merupakan sumber belajar yang sangat berharga. Karena kode sumber tersedia secara terbuka, siapa pun bisa mempelajari cara kerja software tersebut secara langsung. Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi pelajar dan developer pemula.
4. Inovasi
Komunitas open source terdiri dari individu-individu dari berbagai latar belakang dan negara. Kolaborasi global ini menghasilkan ide dan perspektif yang beragam, mendorong terciptanya solusi dan peningkatan yang inovatif dalam pengembangan software.
Dapatkan Tenaga IT Outsourcing Anda Segera!
Solusi hemat biaya untuk menemukan spesialis IT dalam waktu singkat.
Percayakan penyediaan tenaga IT Outsourcing Java Developer, .NET Developer, ReactJS Developer, VueJS Developer, Project Manager, dll kepada KAZOKKU agar Anda dapat fokus pada peningkatan daya saing bisnis.
Konsultasikan kebutuhan tenaga IT Outsourcing Anda secara GRATIS di sini!
5. Siapa Pun Bisa Berkontribusi
Anda bisa mulai terlibat dalam proyek open source kapan saja. Cukup cari proyek yang sesuai dengan minat dan kemampuan Anda, lalu mulai berkontribusi.
Kekurangan Open Source Software
1. Dukungan yang Kurang Konsisten
Dibanding software komersial, dukungan teknis untuk software open source bisa kurang andal. Pengguna biasanya harus mencari bantuan dari komunitas, forum, atau dokumentasi yang tersedia secara online.
2. Isu Keamanan
Perdebatan soal mana yang lebih aman — open source atau closed source — masih berlangsung. Yang jelas, keduanya memiliki potensi risiko keamanan.
Apa Saja Contoh Open Source Software?
- Linux: Linux adalah sistem operasi yang dikenal karena stabilitas dan keamanannya. Linux banyak digunakan di lingkungan server dan menjadi inspirasi banyak proyek open source lainnya.
- WordPress: WordPress adalah content management system (CMS) open source yang sangat fleksibel dan digunakan oleh jutaan website di seluruh dunia.
- WooCommerce: Plugin ecommerce open source untuk WordPress ini memungkinkan pengguna mengubah website WordPress menjadi toko online yang berfungsi penuh.
- Mozilla Firefox: Firefox adalah web browser open source yang dikembangkan oleh Mozilla. Browser ini dikenal cepat, aman, dan menghargai privasi pengguna.
- Android: Sistem operasi mobile paling populer di dunia ini juga bersifat open source. Hal ini memungkinkan para produsen dan developer di seluruh dunia untuk menyesuaikan dan mengembangkan Android sesuai kebutuhan mereka.
Baca Juga: Pengertian dan Tahapan SDLC (Software Development Life Cycle)
Apa Itu Closed Source Software?
Closed source software, atau perangkat lunak sumber tertutup, adalah jenis perangkat lunak yang kode sumbernya tidak tersedia untuk umum. Artinya, hanya pengembang atau perusahaan pemilik yang memiliki akses dan hak untuk memodifikasi kode tersebut. Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebut closed source software adalah proprietary software.
Ketika Anda membeli atau mengunduh closed source software, Anda hanya mendapatkan file biner yang diperlukan untuk menjalankan program tersebut. Anda tidak benar-benar memiliki perangkat lunaknya; sebaliknya, Anda membayar untuk hak menggunakan perangkat lunak tersebut. Ini mirip dengan membeli tiket bioskop—Anda membayar untuk pengalaman menonton, tetapi Anda tidak memiliki filmnya.
Meskipun terdengar membatasi, pendekatan ini memiliki alasan tersendiri. Dengan menjaga source code tetap tertutup, pembuat perangkat lunak dapat melindungi kekayaan intelektual mereka, mempertahankan keunggulan kompetitif, dan lebih mudah memonetisasi produk mereka karena tidak ada pihak lain yang dapat melihat atau memodifikasi kode tersebut.
Kelebihan Closed Source Software
1. Kemudahan Penggunaan
Closed source software sering kali menawarkan antarmuka pengguna yang lebih baik dan pengalaman pengguna yang lebih konsisten. Hal ini karena produk-produk ini dikembangkan oleh tim khusus yang didorong untuk menciptakan lingkungan yang ramah pengguna.
2. Dukungan Profesional
Dengan closed source software, Anda biasanya memiliki akses mudah ke dukungan profesional dan dapat mengharapkan penyelesaian masalah yang lebih cepat. Ini juga disebabkan oleh sifat komersial dari produk-produk ini.
3. Pengelolaan Terpusat
Closed source software cenderung menawarkan pengembangan yang lebih konsisten dari waktu ke waktu dan kemungkinan lebih kecil terjadi masalah kompatibilitas. Hal ini karena hanya tim khusus yang diizinkan untuk mengedit kode, memastikan semuanya berjalan sesuai rencana.
Kekurangan Closed Source Software
1. Biaya
Closed source software biasanya lebih mahal dibandingkan alternatif open source karena Anda membayar untuk perangkat lunak, dukungan, pembaruan, dan sering kali lisensi untuk penggunaan berkelanjutan.
2. Kurangnya Kustomisasi
Berbeda dengan open source software, closed source software biasanya tidak menawarkan banyak opsi kustomisasi bagi pengguna. Anda umumnya harus menerima apa yang disediakan oleh pengembang.
3. Ketergantungan pada Vendor
Pengguna closed source software sering kali bergantung pada vendor untuk pembaruan, patch keamanan, dan terkadang bahkan untuk terus menggunakan perangkat lunak tersebut (misalnya, melalui model langganan).
4. Masalah Interoperabilitas
Mungkin ada masalah kompatibilitas dengan perangkat lunak atau platform lain, dan integrasi dengan sistem lain bisa menjadi tantangan tanpa akses ke kode sumber.
Contoh Closed Source Software
- Apple: Banyak perangkat lunak Apple, seperti macOS dan iOS, adalah closed source. Software tersebut dikenal dengan memiliki user interface yang user friendly dan dapat diintegrasikan secara mulus dengan perangkat Apple.
- Microsoft Office: Paket produktivitas yang mencakup Word, Excel, PowerPoint, dan lainnya. Meskipun banyak digunakan, perangkat lunak ini bersifat proprietary.
- Adobe Photoshop & Illustrator: Perangkat lunak desain grafis dan pengeditan gambar yang sangat populer di kalangan profesional kreatif. Produk Adobe umumnya berbayar dan proprietary.
Baca Juga: GraphQL vs REST API: Apa Perbedaannya?
Perbedaan Open Source dan Closed Source
Aspek | Open Source Software | Closed Source Software |
Akses Kode Sumber | Terbuka untuk umum, bisa dilihat, dimodifikasi, dan disebarluaskan. | Tidak tersedia untuk umum, hanya dapat digunakan sesuai lisensi. |
Biaya | Umumnya gratis atau berbiaya rendah. | Biasanya berbayar, termasuk biaya lisensi dan dukungan. |
Dukungan | Bergantung pada komunitas dan dokumentasi. | Dukungan profesional dari tim resmi pengembang. |
Keamanan | Transparan, tapi bisa lebih rentan jika tidak dikelola baik. | Lebih tertutup, tapi celah keamanan tidak mudah terdeteksi publik. |
Fleksibilitas/Kustomisasi | Sangat fleksibel, bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan. | Terbatas, hanya bisa digunakan sesuai fitur yang disediakan. |
Pengembangan | Dapat dikembangkan oleh siapa saja di komunitas global. | Hanya dikembangkan oleh tim internal perusahaan. |
Contoh | Linux, WordPress, Firefox, GIMP | Windows, macOS, Microsoft Office, Adobe Photoshop |
Demikian informasi yang bisa kami berikan mengenai perbedaan antara open source dan closed source software. Jika Anda membutuhkan tenaga ahli IT untuk mengembangkan, mengelola, atau mengimplementasikan solusi digital terbaik, KAZOKKU siap membantu. Kami menyediakan layanan staffing IT profesional, termasuk web developer, mobile developer, DevOps engineer, IT security specialist, dan berbagai peran penting lainnya. Temukan talenta IT terbaik bersama KAZOKKU dan pastikan proyek digital Anda berjalan sukses!